Selasa, 18 Maret 2014

Mengapa Wanita Banyak Bicara?

Kemampuan perempuan yang sangat besar dalam hal berbicara adalah salah satu konsep yang paling sulit untuk dimengerti oleh hampir semua laki-laki. Pada zaman dahulu para perempuan berkembang di dalam sebuah situasi hidup berkelompok dengan para perempuan lainnya dan anak-anak yang semuanya berada di dekat gua. Kemampuan untuk mengikat dan membina hubungan dekat adalah hal tertinggi demi kepentingan bertahan hidup para perempuan. Para laki-laki berkembang secara diam-diam dalam keadaan duduk di sebuah bukit, sambil mencari target yang sedang bergerak. Tatkala para perempuan sibuk melakukan kegiatan apa saja secara bersama-sama, mereka akan terus-menerus berbicara sebagai sarana untuk membangun ikatan. Tatkala para laki-laki sedang berburu atau mencari ikan, tak seorang pun yang bicara karena takut mangsa mereka akan terkejut. Tatkala seorang laki-laki modern pergi memancing atau berburu dia masih tetap tidak banyak bicara. Tatkala perempuan modern pergi berkumpul (belanja) mereka masih tetap bicara terus-menerus. Perempuan tidak membutuhkan adanya suatu alasan untuk melakukan percakapan dan tidak membutuhkan tujuan akhir. Mereka bercakap-cakap untuk membina sebuah hubungan satu sama lain.



Gambar 1 Wilayah-wilayah bicara dan bahasa di otak. Institute of Psychiatry,London, 2001.

Dalam ilustrasi hasil pemindaian otak MRI laki-laki dan perempuan dalam percakapan satu sama lain, wilayah-wilayah yang gelap adalah bagianbagian yang aktif di dalam otak. Hasil pemindaian otak ini memperlihatkan bagaimana otak seorang perempuan memiliki kemampuan yang tinggi dalam menggunakan fungsi-fungsi bicara dan bahasa. Otak seorang perempuan dengan mudahnya dapat menghasilkan 6.000–8.000 kata yang dapat diucapkan dalam sehari. Bandingkan perbedaannya dengan hasil maksimal seorang laki-laki yang sehari hanya 2.000–4.000 kata. Anda dapat melihat mengapa kapasitas bicara perempuan mengakibatkan begitu banyak masalah bagi para pasangan. Seorang laki-laki pekerja dapat kehabisan kata-katanya pada sore hari lalu sampai di rumah untuk menjumpai seorang perempuan yang bisa saja masih memiliki persediaan 4.000–5.000 kata yang siap diluncurkan! Dua orang perempuan dapat menghabiskan waktu mereka sepanjang hari bersama-sama dan kemudian dengan mudahnya masih bisa bercakap-cakap lagi selama satu jam di telpon setelah mereka berada di rumahnya masing-masing. Tanggapan seorang laki-laki atas hal ini, “Mengapa tidak kaukatakan saja semuanya kepada dia sewaktu bertemu dengannya tadi?” Dengan memiliki otak yang lemah dalam hal kemahiran berbicara dan bahasa memberikan penjelasan mengapa terdapat masalah-masalah tertentu dalam hal kemampuan berbicara: laki-laki melebihi jumlah perempuan sekitar tiga hingga empat kali dalam hal cedal/selip lidah, dan sepuluh kali dalam hal dyslexia (kesulitan membaca dan menulis karena tak mampu membedakan bentuk huruf, penj.) yang parah.  

“Kuharap tadi aku tidak bicara terlalu banyak!”

Otak laki-laki memiliki konfigurasi untuk memecahkan masalah dan untuk terus-menerus mendatangkan solusi. Para laki-laki menggunakan kemampuan bicara dan bahasa yang dimilikinya untuk mengomunikasikan fakta-fakta dan data. Hampir semua laki-laki “hanya akan bicara bila perlu,” yaitu, tatkala mereka menyampaikan fakta-fakta, data atau solusi. Hal ini menciptakan problem yang serius tatkala sedang berkomunikasi dengan perempuan karena “bicaranya” perempuan sama sekali berbeda. Bagi perempuan “bicara” digunakan sebagai sebuah bentuk penghargaan dan untuk menjalin ikatan dengan orang lain. Contoh sederhananya, bila dia menyukai atau mencintai kamu, bila dia setuju atas apa yang sedang kamu katakan atau ingin agar kamu merasa diterima dan penting, dia akan bicara kepada kamu; bila dia tidak menyukai kamu, dia tidak akan bicara. Otak laki-laki berorientasi pada solusi. Otak perempuan berorientasi pada proses.

Seorang laki-laki hanya akan bicara dengan seorang laki-laki lainnya tentang masalah-masalah pribadi bila dia merasa laki-laki lain tadi memiliki solusi. Sementara, laki-laki yang ditanyai akan merasa terhormat dengan dimintai pendapatnya dan akan menawarkan solusi-solusi. Akan tetapi, tatkala seorang perempuan bicara, dia terutama melakukan hal itu untuk menjalin ikatan dengan orang lain dan solusi tidaklah diperlukan. Sayangnya, seorang laki-laki berpikir bahwa seorang perempuan sedang mendiskusikan masalah-masalahnya karena dia sendiri tidak tahu bagaimana cara mengatasinya, maka si laki-laki pun terus-menerus menginterupsi dengan berbagai solusi. Tidaklah mengherankan bila seorang perempuan akan mengklaim bahwa seorang laki-laki terus-menerus memotong pembicaraannya dan tidak membiarkannya bisa mengungkapkan pandangannya sendiri.

Dari sudut pandang perempuan, berbagai solusi yang terus-menerus ditawarkan oleh laki-laki memperjelas bahwa si laki-laki selalu ingin benar sendiri dan bahwa si perempuan selalu salah. Tatkala seorang perempuan, di sisi lain, berbagi emosi atau masalahnya dengan seseorang, dia sedang memperlihatkan bahwa dia mempercayai orang itu karena rahasia-rahasia yang sedang diberitahukannya. Tatkala seorang perempuan sedang berbagi rahasia pribadinya dengan kamu, dia bukannya sedang mengeluh—itu artinya dia mempercayai kamu. Demikian juga sebaliknya—bila dia tidak suka atau tidak cinta kepada orang itu, tidak setuju dengan apa yang sedang dikatakan, atau dia ingin menghukum orang tersebut, dia akan berhenti bicara. Kebisuan digunakan sebagai sebuah bentuk hukuman dan adalah sebuah taktik yang efektif manakala diterapkan terhadap perempuan lain. Taktik ini tidak berlaku pada laki-laki—laki-laki merasa adanya tambahan “kedamaian dan keheningan” adalah sebuah bonus. Maka bila seorang perempuan mengancam, “Aku tak akan pernah bicara denganmu lagi!” maka hal itu harus dipandang serius— bukan secara harafiah. Perempuan menggunakan kebisuan untuk menghukum laki-laki. Namun laki-laki menyukai keheningan. Bila seorang perempuan ingin menghukum seorang laki-laki, cara terbaik adalah dengan bicara nonstop kepadanya dan terus mengubah-ubah pokok pembicaraan.

Solusi Bagi Laki-laki Pahamilah bahwa maksud utama dari “bicaranya” seorang perempuan adalah semata-mata untuk bicara. Tujuannya adalah untuk merasa lebih baik dengan membicarakan hari yang dialaminya dan menjalin ikatan dengan diri kamu—tidak diperlukan adanya solusi. Yang perlu kamu lakukan hanya mendengarkan dan memberikan semangat kepadanya. Isi dari pembicaraan seorang laki-laki tidaklah penting, partisipasinyalah yang dihitung.


Solusi Bagi Perempuan Tetapkan waktu dengan seorang laki-laki tatkala kamu ingin bicara dan beritahu dia bahwa kamu hanya ingin agar dia mendengarkan tanpa menawarkan solusi. Jangan mengancam laki-laki dengan kebisuan dan kemudian merasa kesal karena dia tidak peduli bahwa kamu tidak mengajaknya bicara. Dia menikmati saat yang tenang ini karena dia bisa santai. Bila kamu punya uneg-uneg dengannya, langsung saja sampaikan.

Ditulis oleh: kito share kumpulan materi pelajaran Updated at : 20.17

Ditulis Oleh :kito share Unknown // 20.17
Kategori:

0 komentar:

Posting Komentar